Polatidur membaik diberi kode L.05045 dalam SLKI. Pola tidur membaik berarti keadekuatan dan kuantitas tidur membaik. Kriteria hasil untuk membuktikan bahwa pola tidur membaik adalah: Keluhan sulit tidur menurun; Keluhan sering terjaga menurun; Keluhan tidak puas tidur menurun; Keluhan pola tidur berubah menurun; Keluhan istirahat tidak cukup menurun
emosiyang menyebabkan gangguan pola tidur adalah suara berisik pengunjung berdatangan menyebabkan susah tidur menjadi stres dan emosi, 4) Faktor utama yang menyebabkan terganggunya pola tidur responden adalah faktor lingkungan rawat inap, ditunjukkan nilai korelasi faktor lingkungan dengan pola tidur adalah sebesar 0,440. Adapun faktor
. DEFINISIGangguan pola tidur diagnosa sdki merupakan diagnosa keperawatan yang ditegakkan pada pasien yang mengalami gangguan pola pola tidur merupakan gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternalPENYEBABHambatan lingkungan mis. Kelembapan lingkungan sekitar, suhu lingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, Jadwal pemantauan/pemeriksaan/tindakanKurang kontrol tidurKurang privasiRestrain fisikKetiadaan teman tidurTidak familiar dengan peralatan tidur TANDA DAN GEJALAGejala dan Tanda MayorSubjektifMengeluh sulit tidurMengeluh sering terjagaMengeluh tidak puas tidurMengeluh pola tidur berubahMengeluh istirahat tidak cukupObjektif tidak adaGejala dan Tanda MinorSubjektif Mengeluh kemampuan beraktivitas menurunObjektif tidak tersediaKONDISI KLINIS TERKAITNyeri/kolikHipertiroidismeKecemasanPenyakit paru obstruktif kronisKehamilanPeriode pasca partumKondisi pasca operasiSumber Buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia SDKI Edisi 1 tahun 2016. Dewan Pengurus Pusat PPNI. Jakarta.
1. Gangguan Pola Tidur Berhubungan dengan Faktor menua dan keadaan lingkungan yang tidak nyaman ditandai dengan klien sering terbangun pada saat tidur dan tidur tidak nyenyak. 2. Kurangnya pengetahuan tentang rematik berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi tentang rematik. 3. Nyeri akut akibat proses inflamasi pada kaki berhubungan dengan terjadinya nyeri pada kaki ditandai dengan rasa kesemutan dan nyeri pada persendian. 5. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN NO Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional 1 saat tidur dan tidur tidak hasil Klien dapat tidur, nyaman cukup satu jam sebelum tidur. sehari-hari dan Kurangi aktivitas NO Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional 2 Kurangnya diharapkan paham mengenai klien tentang penyakit yang dideritanya. -Klien mengetahui tentang rematik untuk pengurangan memicu terjadinya nyeri. -Mengetahui sejauh mana klien paham tentang peyakit dideritanya. nyeri pada kaki ditandai dengan rasa kesemutan dan nyeri pada persendian. Setelah dilakukan intervensi hasil yang diharapkan melaporkan rasa kesemutan dan nyeri pada sendi berkurang -Ny. B dapat merasa nyaman, tanpa rasa ngilu dan nyeri pada kaki. -Menganjurkan Klien untuk mandi air hangat, kompres sendi-sendi yang sakit denga kompres - Mengurangi rasa nyeri yang dirasakan klien sehingga tercapai rasa nyaman. -Nyeri berkurang melalui masase yang dilakukan. -Memudahkan untuk ikut serta dalam terapi dan mengurangi tegangan otot/spasme. 6. Implementasi Dan Evaluasi Tanggal No Implementasi Evaluasi 26/5/2016 Kamis 1 - Melakukan pengkajian masalah gangguan tidur klien, karakteristik, dan penyebab kurang tidur Hasil Klien sering terbangun pada malam hari, klien terbangun kira-kira 1 jam tertidur, jika sudah terbangun klien biasanya melakukan kegiatan minum air hangat, penyebab klien terbangun karena faktor lingkungan dan jika gejala rematik yang membuatnya nyeri -Menganjurkan klien untuk tidur malam seperti pada jam 8 malam sesuai dengan pola tidur klien. Hasil Klien tidur jam wib. -Anjurkan Keluarga klien untuk memberikan keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih dan bantal yang nyaman. Hasil Keluarga klien menuruti anjuran tempat tidur yang nyaman, lingkungan yang tidak panas. -Meningkatkan aktivitas sehari-hari dan kurangi aktivitas sebelum tidur. Hasil Klien tidak melakukan kegiatan sebelum tidur. Tidak mengerjakan yang berat-berat. S Klien mengatakan masih mengalami gangguan sekali-sekali. O -K/u Baik -Klien merasa sudah hampir bisa tidur -TD 120/70mmhg -Nadi 82x/menit -RR 24x/menit -S 36 C Kuantitas tidur pada malam hari dari jam β wib Pada siang hari β wib A Masalah Sebagian teratasi P Intervensi Dilanjutkan Tanggal No Implementasi Evaluasi 26/5/2016 Kamis 2 -Membina hubungan saling percaya dengan klien. Hasil Memberi salam kepada klien,dan klien membalas salam tersebut. -Menjelaskan tentang rematik kepada klien. Hasil Klien bertanya mengenai rematik tersebut. -Menjelaskan Cara untuk mengurangi sakit pada lutut dengan berolah raga. Hasil Klien mengatakan telah melakukan olah raga jalan pagi. -Menjelaskan makanan yang dapat dikonsumsi klien Hasil Klien mengkonsumsi susu, telur, buah-buahan dan keju. -Menjelaskan makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita rematik. Hasil Klien mengatakan menghindari konsumsi makanan seperti Kacang, buncis dll. S Klien mengatakan sudah paham dengan apa yang disampaikan mengenai rematik, penyebab, makanan yang dapat dan tidak dapat dikonsumsi. O Ny. B tampak paham dengan apa yang disampaikan. A Masalah Teratasi P Intervensi Dilanjutkan -Beri penkes tentang rematik. Tanggal No Implementasi Evaluasi 26/5/2016 Kamis 3 -Membina Hubungan saling percaya dengan klien. Hasil memberi salam pada klien dank lien merespon salam yang disampaikan. -Mengkaji keluhan yang dirasakan klien, catat faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal. Hasil Klien mengalami nyeri saat bergerak tiba-tiba, faktor yang mempercepat nyeri saat klien banyak berdiri, klien memegangi lutut yang nyeri. -Menganjurkan klien untuk mandi air hangat, kompres sendi-sendi yang sakit dengan kompres hangat. Hasil Klien mengatakan setiap malam mandi air hangat, mencontohkan kepada klien mengompres kaki nya dengan air hangat. -Mengajarkan klien untuk teknik relaksasi. Hasil Klien mampu melakukan teknik penarikan nafas saat nyeri menyerang. -Mengajarkan klien untuk melakukan olahraga kaki, misalnya dengan berjalan pagi hari. Hasil Klien mengatakan pagi berjalan untuk olah raga kakinya. S Ny. B mengatakan sudah 3 minggu merasakan kesemutan dan nyeri sendi pada lutut-lututnya -Ny. B mengatakan rasa nyeri sendi tersebut datang ketika akan bergerak missal duduk atau berdiri. O -TD 120/80 mmhg -Nadi 82x/menit -Suhu 36 C -Respirasi 24x/menit -Ny. B tampak memegangi kaki bagian lututnya. -Ny. B tampak melakukan teknik relaksasi dan distraksi dengan cara tarik nafas dalam. A Masalah Teratasi P Intervensi Dilanjutkan -Kaji pengetahuan klien tentang rematik -Berikan penkes tentang penyakit rematik. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada klien yang mengalami masalah gangguan tidur didapatkan hasil sebagai 1. Tidur adalah, suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada rasa stress emosional, bebas dari kecemasan. 2. Faktor resiko gangguan tidur pada meliputi dikarenakan berhubungan dengan gangguan lingkungan klien, gejala rematik yang diderita, serta pengetahuan yang kurang mengenai rematik. 3. Tindakan penanganan gangguan pola tidur dilakukan dengan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman sehingga dapat memicu pola istirahat dengan baik. 4. Masalah Keperawatan yang ditemukan pada adalah gangguan pola tidur, Nyeri berhubungan dengan gejala rematik, dan Kurangnya pengetahuan tentang rematik. 5. Dari data yang telah didapat, prioritas masalah utama klien adalah Gangguan Pola Tidur. 6. Implementasi yang sudah dilakukan pada dapat berupa mengatur pola tidur klien, menjelaskan pentingnya kebutuhan tidur pada klien, serta menghindari kegiatan yang mengganggu pola tidur sehari-hari. B. Saran 1. Klien sebaiknya dapat melaksanakan segala bentuk anjuran untuk dapat memperbaiki pelaksanaan gangguan pola tidur agar pemenuhan kebutuhan tidur terpenuhi. 2. Keluarga bekerja sama untuk dapat membuat suasana ataupun keadaan yang memicu ketenangan, agar klien tidak mengalami gangguan tidur. 3. Untuk setiap tindakan asuhan keperawatan yang diberikan, sebaiknya klien melaksanakannya demi tercapainya asuhan keperawatan yang baik untuk klien. DAFTAR PUSTAKA Asmadi 2008 Teknik Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi KDM, Salemba Medika Jakarta Maryam dkk 2010 Asuhan Keperawatan Pada Lansia, Trans Info Media Jakarta Maryam dkk 2008 Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannnya, Salemba Medika Jakarta Nugroho Wahjudi 2000 Keperawatan Gerontik, edisi 2, Jakarta Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta EGC Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik, edisi 4. Jakarta EGC Wartonah Tarwoto 2006 KDM dan Proses Keperawatan, edisi 3, Salemba Medika Jakarta Wartonah Tarwoto 2010 KDM dan Proses Keperawatan, edisi 4, Salemba Medika Jakarta CATATAN PERKEMBANGAN No Dx Hari/ Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi SOAP 1. Gangguan 1. Mengkaji Pola tidur klien perhari. Hasil Klien tidur mulai dari jam wib 2. Mengkaji tentang keinginan untuk tidur pasien. Hasil Semenjak tempat tidur klien nyaman dan nyeri tidak lagi timbul klien merasa ingin tidur dengan nyaman. 3. Mengkaji faktor penyebab gangguan tidur. Hasil Klien merasa nyaman dengan kondisi lingkungannya sehingga dapat dengan nyaman untuk tidur. 4. Mengkaji tanda-tanda vital klien. TD 120/80 mmhg S Ny. B mengatakan untuk tidur nya saat ini semakin membaik, khususnya pada saat tidak ada kebisingan, dan ngilu pada kaki nya. RR 22x/menit HR 82x/menit S 36 C 5. Mendiskusikan pentingnya kebutuhan istirahat tidur untuk pasien. Hasil Klien mengatakan lebih sering untuk mengatur pola tidurnya dengan baik. 6. Menganjurkan klien untuk minum air hangat sebelum tidur. Hasil Klien meminum air hangat setiap sore. 7. Menganjurkan klien untuk membuat suasana lingkungan nyaman. Hasil Tempat tidur klien dilapisi dengan tilam yang lembut, bantal yang bersih. dilanjutkan No Dx Hari/ Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi SOAP 2. Kurangnya 1. Mengkaji klien untuk mengetahui sejauh apa pandangan mengenai rematik. Hasil Klien bertanya apa itu rematik. 2. Mengkaji Klien makanan apa yang dikonsumsi dan tidak dikonsumsi oleh klien Hasil Klien menunjukkan makanan yang dikonsumsinya yaitu, susu, dan telur. Dan tidak mengkonsumsi kacang-kacangan. 3. Mengkaji klien kegiatan apa yang dilakukan untuk mengurangi rematik. Hasil Klien berolahraga pagi, mengompres dengan air hangat pada sore hari. untuk saat ini rematik yang dirasakannya tidak begitu mengganggu, karena klien tahu rematik tersebut terjadi karena pada umumnya 1. Mengkaji Skala nyeri yang masih terjadi pada klien. Hasil Klien tidak lagi merasa nyeri, dengan skala S Klien mengatakan bahwa nyeri sedikit berkurang, pada kaki 2. Mengkaji kegiatan apa yang dilakukan pasien untuk mengurangi rasa nyeri. Hasil Klien mengompres dengan air hangat. 3. Mengkaji respon klien setelah melakukan teknik relaksasi, kompres hangat dan kegiatan olahraga yang dilakukan. Hasil Klien menarik nafas dalam sebanyak 3 kali. 2. Mendiskusikan bersama pasien tentang mengatasi rasa nyeri. Hasil Klien melakukan pengompresan ketika nyeri. 3. Mengingatkan pasien untuk tidak memakan makanan yang menyebabkan nyeri pada gejala rematik. Hasil Klien mengkonsumsi buah-buahan, susu, dan telur. terutama pada saat klien melakukan teknik relaksasi, mengompres kaki dan jalan pagi O No Dx Hari/ Sabtu/28/2016 1. Mengkaji pola tidur klien saat ini. Hasil Klien tidur pada jam wib 2. Mengkaji Kondisi kenyamanan klien untuk dapat tidur. Hasil Klien tidur diatas tilam yang lembut sehingga terasa nyaman. 3. Mengkaji aktifitas apa saja yang dapat dilakukan sebelum tidur. Hasil Sebelum tidur, klien meminum air hangat. 4. Menganjurkan klien untuk meminum air hangat sebelum tidur. Hasil Klien minum air hangat segelas pada malam hari. 5. Menganjurkan klien S Ny. B mengatakan saat ini klien sudah bisa tidur. untuk membuat suasana lingkungan nyaman. Hasil Keluarga membuat kondisi tempat tidur lebih nyaman dengan kasur yang lembut, bantal yang bersih. Masalah Hasil Klien paham tentang rematik. 2. Mengkaji klien makanan apa yang dikonsumsi dan tidak dikonsumsi sehari- hari. Hasil Klien memperlihatkan susu, telur yang dikonsumsi olehnya. 3. Mengkaji klien aktifitas apa yang dapat membuat rematik itu terjadi. Hasil nyeri muncul ketika klien banyak berdiri, dan S bergerak tiba-tiba. inflamasi 2. Mengkaji kegiatan apa yang dilakukan pasien untuk mengurangi rasa nyeri. Hasil mengompres kaki dengan air hangat. 3. Mengkaji respon klien setelah menarik nafas saat nyeri muncul dengan memperagakannya, mengompres dengan air hangat dan jalan pagi hari. terutama pada saat klien melakukan teknik relaksasi, mengompres kaki dan jalan pagi O biasa dan tidak merasakan nyeri hangat, dan jalan pagi. SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik Rematik Hari/tanggal Kamis, 26 Mei 2016 Waktu WIB Tempat Rumah Keluarga Tn. J Sasaran Ny. B 1. Tujuan instruksional umum Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x20 menit, keluarga Ny. B khususnya mengetahui arti dari rematik. 2. Tujuan instruksional khusus Setelah mendapatkan penyuluhan kesehatan diharapkan klien mampu 1. Mengetahui pengertian rematik. 2. Mengetahui penyebab dari rematik. 3. Mengetahui tanda dan gejalanya rematik. 4. Mengetahui penatalaksanaan rematik.. 5. Mengetahui diet untuk penderita rematik. 6. Tanaman obat untuk rematik. B. Media leaflet. Metode yang digunakan dalam penyuluhan adalah Ceramah dan tanya jawab. D. Kegiatan Penyuluhan No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon anak dan keluarga 1. 5 Menit Pembukaan - Memberikan salam - Memperkenalan diri - Memberikan pertanyaan dasar seputar materi penyuluhan Mendengarkan dan menjawab 2. 10 Menit Pelaksanaan Menyampaikan materi 1. Menjelaskan pengertian rematik 2. Menjelaskan penyebab dari rematik. 3. Menjelaskan tanda dan gejala rematik. 4. Menjelaskan penatalaksanaan rematik. 5. Menjelaskan diet untuk penderita rematik. 6. Menjelaskan tanaman obat untuk rematik. Tanya jawab Mendengarkan materi penyuluhan, bertanya 3. 5 Menit Penutup -Merangkum semua materi yang telah disampaikan sebelumnya -Melakukan evaluasi menanyakan ulang secara lisan mengenai pokok-pokok materi Salam penutup -Menjawab pertanyaan -Memperhatikan E. Evaluasi Sasaran memahami dengan apa yang disampaikan penyuluh ditandai dengan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan secara lisan 1. Apa pengertian rematik. 2. Apa penyebab dari rematik. tanda dan gejala dari rematik. penatalaksanaan rematik. 5. Apa diet untuk penderita rematik. 6. Apa tanaman obat untuk rematik. F. Materi penyuluhan Terlampir
Jakarta - Setelah begadang semalaman, sebagian besar orang dalam hidupnya mungkin pernah merasa terbangun dengan tubuh lebih berat dan terasa nyeri. Nah menurut studi terbaru hal tersebut memang nyata bukan sekadar perasaan di jurnal Sleep Medicine, peneliti dari University of Warwick menemukan bahwa kurangnya tidur dapat meningkatkan risiko muncul nyeri. Hal ini diketahui setelah peneliti memeriksa data lebih dari 60 ribu orang di 10 negara selama empat setengah juga Kurang Tidur Bisa Bikin Kamu Jadi Mudah Lapar Pemimpin studi Esther Afolalu mengatakan hasilnya orang yang mengalami insomnia atau kurang tidur berisiko dua kali mengalami nyeri kronis dan masalah fraktur panggul. Mengapa hal ini terjadi kemungkinan karena kurangnya tidur membuat sistem imun tubuh tak berfungsi dengan baik. Bakteri, virus, serta zat asing dapat masuk ke tubuh menimbulkan reaksi inflamasi dan reaksi stres yang berkaitan dengan rasa nyeri."Tidur dan nyeri adalah dua masalah kesehatan besar yang ada pada masyarakat saat ini," kata Esther seperti dikutip dari Reuters, Rabu 20/9/2017.Secara umum, durasi tidur idealnya berkisar antara 6-8 jam dalam semalam. Lebih atau kurang dari yang disarankan, bisa memicu perubahan-perubahan di dalam iStockPada kehidupan seksual pria misalnya, berbagai penelitian menyebut kurang tidur bisa menurunkan kadar hormon testosteron. Dampaknya cukup luas, mulai dari kualitas sperma dan libido yang menurun hingga peningkatan risiko sindrom metabolik yang karena itu jangan pernah sepelekan kebutuhan tidur tubuh kamu ya!Baca juga Berbagai Kondisi Tubuh yang Berubah Saat Kurang Tidur fds/up
Gangguan pola tidur Definisi Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal Batasan Karakteristik Perubahan pola tidur normal Penurunan kemampuan berfungsi Ketidakpuasan tidur Menyatakan sering terjaga Meyatakan tidak mengalami kesulitan tidur Menyatakan tidak merasa cukup istirahat Faktor Yang Berhubungan Kelembaban lingkungan sekitar Suhu lingkungan sekitar Tanggung jawab memberi asuhan Perubahan pejanan terhadap cahaya gelap Gangguanmis.,untuk tujuan terapeutik, pemantauan, pemeriksaan laboratorium Kurang kontrol tidur Kurang privasi, Pencahayaan Bising, Bau gas Restrain fisik, Teman tidur Tidak familier dengan prabot tidur Tujuan dan Kriteria Hasil NOC Anxiety reduction Comfort level Pain level Rest Extent and Pattern Sleep Extent an Pattern Kriteria Hasil Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari Pola tidur, kualitas dalam batas normal Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat Mampu mengidentifikasikan hal-hal yang meningkatkan tidur Intervensi Keperawatan NIC Sleep Enhancement Determinasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat Fasilitas untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur membaca Ciptakan lingkungan yang nyaman Kolaborasikan pemberian obat tidur Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang teknik tidur pasien Instruksikan untuk memonitor tidur pasien Monitor waktu makan dan minum dengan waktu tidur Monitor/catat kebutuhan tidur pasien setiap hari dan jam DAFTAR PUSTAKA Nurarif . dan Kusuma. H. 2015. APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta MediAction. Gangguan pola tidur Definisi Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal Batasan Karakteristik Perubahan pola tidur normal Penurunan kemampuan berfungsi Ketidakpuasan tidur Menyatakan sering terjaga Meyatakan tidak mengalami kesulitan tidur Menyatakan tidak merasa cukup istirahat Faktor Yang Berhubungan Kelembaban lingkungan sekitar Suhu lingkungan sekitar Tanggung jawab memberi asuhan Perubahan pejanan terhadap cahaya gelap Gangguanmis.,untuk tujuan terapeutik, pemantauan, pemeriksaan laboratorium Kurang kontrol tidur Kurang privasi, Pencahayaan Bising, Bau gas Restrain fisik, Teman tidur Tidak familier dengan prabot tidur Tujuan dan Kriteria Hasil NOC Anxiety reduction Comfort level Pain level Rest Extent and Pattern Sleep Extent an Pattern Kriteria Hasil Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari Pola tidur, kualitas dalam batas normal Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat Mampu mengidentifikasikan hal-hal yang meningkatkan tidur Intervensi Keperawatan NIC Sleep Enhancement Determinasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat Fasilitas untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur membaca Ciptakan lingkungan yang nyaman Kolaborasikan pemberian obat tidur Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang teknik tidur pasien Instruksikan untuk memonitor tidur pasien Monitor waktu makan dan minum dengan waktu tidur Monitor/catat kebutuhan tidur pasien setiap hari dan jam DAFTAR PUSTAKA Nurarif . dan Kusuma. H. 2015. APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta MediAction. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Gangguan pola tidur Definisi Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal Batasan Karakteristik Perubahan pola tidur normal Penurunan kemampuan berfungsi Ketidakpuasan tidur Menyatakan sering terjaga Meyatakan tidak mengalami kesulitan tidur Menyatakan tidak merasa cukup istirahat Faktor Yang Berhubungan Kelembaban lingkungan sekitar Suhu lingkungan sekitar Tanggung jawab memberi asuhan Perubahan pejanan terhadap cahaya gelap Gangguanmis.,untuk tujuan terapeutik, pemantauan, pemeriksaan laboratorium Kurang kontrol tidur Kurang privasi, Pencahayaan Bising, Bau gas Restrain fisik, Teman tidur Tidak familier dengan prabot tidur NOC Anxiety reduction Comfort level Pain level Rest Extent and Pattern Sleep Extent an Pattern Kriteria Hasil Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari Pola tidur, kualitas dalam batas normal Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat Mampu mengidentifikasikan hal-hal yang meningkatkan tidur NIC Sleep Enhancement Determinasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat Fasilitas untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur membaca Ciptakan lingkungan yang nyaman Kolaborasikan pemberian obat tidur Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang teknik tidur pasien Instruksikan untuk memonitor tidur pasien Monitor waktu makan dan minum dengan waktu tidur Monitor/catat kebutuhan tidur pasien setiap hari dan jam DAFTAR PUSTAKA Nurarif . dan Kusuma. H. 2015. APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta MediAction.
Gangguan Pola Tidur Diagnosa dan Intervensi NANDA NIC NOC Versi 1 Berikut ini kami sajikan pembahasan mengenai Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Keperawatan Gangguan Pola Tidur dilengkapi dengan Definisi, Data Penunjang Do Ds, Nursing Outcome Criteria NOC dan Nursing Intervention Criteri NIC. Selamat belajar yaa teman-teman semuanya. A. Diagnosa dan Faktor Berhubungan Definisi Gangguan jumlah dan kualitas tidur penghentian kesadaran alami, periodic yang dibatasi waktu dalam jumlah dan kualitas Pedoman NANDA 2018-2020 Berhubungan dengan Gangguan pola tidur, kurang berhubungan dengan Cemas / takut Agen biokimia obat Keletihan Suhu tubuh meningkat /demam Depresi / berduka Perpisahan dgn orang yg terdekat/benda kesayangan Nausea Sesak nafas Nyeri Lingkungan pencahayaan, bising, lingkungan baru ....................................... Data Subyektif klien mengatakan ; Tidur tidak puas Sering terbangun di malam hari β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦. Data Obyektif Insomnia sulit tidur Jumlah tidur kurang dari kebutuhan sesuai umur Inkontinensia Urine β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦.. β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦.. B. Tujuan dan Kriteria Hasil NOC Perasaan nyaman Tidur sesuai dengan pola kebiasaan Kebutuhan istirahat cukup Tujuan Setelah dilakukan asuhan ke perawatan selama ....x 24 jam Klien dapat tidur sesuai dengan kebutuhan dan usia Bayi 18-20 jam Balita 12-14 jam Anak sekolah10-12 jam Dewasa muda8-9 jam Dewasa 6-8 jam Lansia sekitar 6 jam Klien mengutarakan merasa segar dan puas Istirahat dan tidur cukup ........................... .......................... C. Intervensi Keperawatan Rencana Tindakan Peningkatan kualitas tidur Kaji pola tidur klien Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat kepada klien dan keluarga Identifikasi penyebab gangguan tidur, Fisik nyeri, sering Bak, sesak nafas, batuk, demam, mual dll. Psikis cemas, stress, lingkungan dll. Fasilitasi klien untuk tidur yang adekuat rubah posisi tidur sesuai kondisi, berikan benda-benda yang familier pada anak ............................................. Peningkatkan koping Diskusikan pilihan yang realistis terhadap terapi/ tindakan yang akan dilakukan Dorong klien untuk memiliki harapan yg realistis untuk mengatasi perasaan putus asa Dorong klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan yang ada pada diri klien. Libatkan dukungan dari keluarga dan orang yang terdekat. Ajurkan klien untuk berdoa sesuai dengan kepercayaan yang dianut. Manajemen lingkungan kenyamanan Ciptakan lingkungan yang tenang, bersih, nyaman dan minimalkan gangguan Hindari suara keras dan penggunaan lampu saat tidur malam Hindari tindakan keperawatan pada waktu klien tidur Batasi jumlah pengunjung Berikan susu hangat sebelum tidur .................................................. Nama Perawat ........................ .......................... Diagnosa dan Intervensi Gangguan Pola Tidur Versi Tabel Definisi Gangguan jumlah dan kualitas tidur penghentian kesadaran alami, periodic yang dibatasi waktu dalam jumlah dan kualitas Pedoman NANDA 2018-2020 Berhubungan dengan Gangguan pola tidur, kurang berhubungan dengan Cemas / takut Agen biokimia obat Keletihan Suhu tubuh meningkat /demam Depresi / berduka Perpisahan dgn orang yg terdekat/benda kesayangan Nausea Sesak nafas Nyeri Lingkungan pencahayaan, bising, lingkungan baru ....................................... Data Subyektif klien mengatakan ; Tidur tidak puas Sering terbangun di malam hari β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦. Data Obyektif Insomnia sulit tidur Jumlah tidur kurang dari kebutuhan sesuai umur Inkontinensia Urine β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦.. β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦.. Tujuan NOC Intervensi NIC NOC Perasaan nyaman Tidur sesuai dengan pola kebiasaan Kebutuhan istirahat cukup Tujuan Setelah dilakukan asuhan ke perawatan selama ....x 24 jam Klien dapat tidur sesuai dengan kebutuhan dan usia Bayi 18-20 jam Balita 12-14 jam Anak sekolah10-12 jam Dewasa muda8-9 jam Dewasa 6-8 jam Lansia sekitar 6 jam Klien mengutarakan merasa segar dan puas Istirahat dan tidur cukup ........................... .......................... Rencana Tindakan Peningkatan kualitas tidur Kaji pola tidur klien Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat kepada klien dan keluarga Identifikasi penyebab gangguan tidur, Fisik nyeri, sering Bak, sesak nafas, batuk, demam, mual dll. Psikis cemas, stress, lingkungan dll. Fasilitasi klien untuk tidur yang adekuat rubah posisi tidur sesuai kondisi, berikan benda-benda yang familier pada anak ............................................. Peningkatkan koping Diskusikan pilihan yang realistis terhadap terapi/ tindakan yang akan dilakukan Dorong klien untuk memiliki harapan yg realistis untuk mengatasi perasaan putus asa Dorong klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan yang ada pada diri klien. Libatkan dukungan dari keluarga dan orang yang terdekat. Ajurkan klien untuk berdoa sesuai dengan kepercayaan yang dianut. Manajemen lingkungan kenyamanan Ciptakan lingkungan yang tenang, bersih, nyaman dan minimalkan gangguan Hindari suara keras dan penggunaan lampu saat tidur malam Hindari tindakan keperawatan pada waktu klien tidur Batasi jumlah pengunjung Berikan susu hangat sebelum tidur .................................................. Nama Perawat ........................ .......................... Sumber Jurnalis Keperawatan Indonesia Daftar Pustaka Berman, A., Snyder, Frandsen, G. 2016. Kozier & Erbβs Fundamentals of Nursing Concepts, Process, and Practice Tenth Edition. New York Pearson Education, Inc. Diagnosa dan Intervensi NANDA NIC NOC 2018 - 2020 Dougherty, L., & Lister, S. 2015. The Royal Marsden Manual of Clinical Nursing Procedures, ed. NHS Foundation. Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta CV Andi Offset. Potter, Perry, Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, Dan Bahasa Yasmin Asih, dkk. Jakarta EGC. Potter, Perry, Stockert, & Hall, 2013. Fundamentals of Nursing Eighth Edition. St. Louis Mosby Demikianlah artikel singkat dari kami diatas yang berjudul Gangguan Pola Tidur Diagnosa dan Intervensi NANDA NIC NOC Versi 1. Semoga apa yang telah kami berikan dan sajikan untuk teman-teman semuanya dapat bermanfaat. Terimakasih atas kunjungan teman-teman semuanya. Sampai jupa lagi yaa.
Jakarta - Usai tidur selama 6-7 jam semalam, sudah seyogianya jika tubuh kembali merasa segar di keesokan harinya. Hanya saja, pada beberapa orang, ada yang justru merasakan nyeri di bagian punggung setelah bangun dr Benedictus Megaputera SpOT, MSi, nyeri punggung yang terasa saat bangun tidur umumnya disebabkan karena selama tidur, otot-otot tubuh tidak mengalami relaksasi dan ini juga dipengaruhi beberapa hal di antaranya ketinggian bantal, pemilihan alas tidur, suhu ruangan, pakaian, kondisi pikiran dan kesehatan, maupun makanan dikonsumsi sebelum tidur, demikian dikatakan dr Ega, begitu ia akrab disapa. "Sebaiknya pilih ketinggian bantal yang pas dan gunakan alas tidur yang tidak terlalu lunak sehingga tidak membuat tubuh mudah amblas. Kemudian, kita juga bisa memudahkan gerak selama tidur sehingga memungkinkan otot-otot mengalami relaksasi," tutur dr Ega saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Selasa 2/12/2014.Terkait posisi tidur, dr Ega menegaskan bahwa tidur dengan posisi miring tidak berpengaruh langsung terhadap struktur tulang belakang. Justru, pengaruh yang ditimbulkan langsung terhadap otot-otot punggung kita. Lalu, bagaimana posisi tidur yang dianjurkan agar struktur tulang belakang tetap baik?"Posisi tidur yang baik adalah posisi tidur yang bisa membuat otot-otot tubuh rilaks saat tidur sehingga membuat kita segar saat bangun dari tidur. Untuk tidur yang baik diperlukan alas tidur dan posisi tidur yang baik pula. Pilih alas tidur atau kasur yang tidak terlalu lunak," kata dokter yang praktik di Siloam Hospital Surabaya tidur atau kasur yang terlalu lunak diungkapkan dr Ega justru dapat menyulitkan tubuh untuk bergerak atau berpindah posisi di saat tidur. Akibatnya, otot-otot tubuh justru akan terasa pegal-pegal saat bangun dari tidur. Maka dari itu, dr Ega menyarankan pilihlah alas tidur yang permukaannya tidak akan berubah bentuk bila kita tidur di atasnya."Nah, untuk penggunaan alas kepala atau bantal memang dipengaruhi oleh kebiasaan. Tapi sebaiknya ketinggian bantal dipilih sesuai kenyamanan karena hal ini akan membantu relaksasi otot-otot sekitar leher," pungkas dr Ega. rdn/vit
gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri